Catatan untuk seorang blogger: Mas Akhmad Murtajib. Mas Akhmad, sampeyan dua kali gundah. Yang pertama ketika sampeyan nonton TV, Agnes Monika dapat AMI Award (20/12/06). Sampeyan terganggu dan tidak tahan lalu menulis di blog sampeyan. Judulnya bombastis, Agnes Monika Setengah Telanjang Lantang Menyebut Nama Tuhan. Tulisan itu asal-asalan, kata sampeyan. Tapi posting itu sering nongol sebagai top post di wordpress Indonesia. Lalu sampeyan gundah lagi, bagaimana bisa. Sementara tulisan yang tidak asal-asalan malah tidak laku.
Mas Akhmad, sampeyan sudah ditelikung Agnes Monika.
Mungkin sampeyan lupa, cara media massa bekerja. Media massa besar, dimana-mana adalah milik tuan besar modal. Mereka bekerja mirip saudagar agama: mengiming-iming surga dan menakuti dengan neraka (padahal bukan punya mereka) sambil diam-diam mengais rejeki dari sajadah yang mereka jual atau dari dakwah yang dicukongi teh botol. Hadir di pentas TV. Disetel di samping mesjid sampai di kamar hotel.
Tentu ada beda antara keduanya. Kalau saudagar agama membiarkan surga dan neraka tetap di langit, para tuan besar itu menurunkan surganya sampai ke bumi. Mereka menciptakan nabi-nabi baru dan para malaikatnya. Juga setan-setan yang memusuhi tokoh baik itu. Menciptakan gossip dan konflik. Dan dari situ mengambil untung dan melipatkan modal. Siapa para tuan besar itu? Di kelas dunia inilah mereka. Di Indonesia? Silakan cek sendiri yang punya TV, Koran dan majalah-majalah.
Siapa tokoh yanng diciptakan para tuan besar itu? Tokoh itu dicari, didandani, dibedaki dan diberi gincu. Lalu para cecunguk infotainment disuruh mengejar-mengejar mereka. Caranya seringkali murahan. Lahirlah para selebriti. Agnes Monika itu selebriti, malaikat ciptaan tuan besar media massa. Dan itu efektif. Tiap orang bermimpi tentang surganya sendiri. Dan impian itu ada dibenak tiap orang, Tetapi gambarannya tak pernah jauh dari ini: hidup enak, mewah dan para bidadari cantik atau pahlawan ganteng, para heroes dari Hollywood. Benak yang penuh dengan impian surga itu, dimanfaatkan naluri cari untung para tuan besar. Tak kenal waktu. Mimpi surga itu bertemu bentuknya dalam diri selebriti, pahlawan media.
Nah, Mas Akhmad, di Indonesia, sesuai karakter masyarakat yang agamis tuan besar dan beberapa saudagar ini sering bersekutu, dan betapa dahsyatnya kekuatan mereka. Karena surga di langit dan di bumi dijual satu kemasan. Itu tentu bagus, tapi sering tidak cocok untuk kampung sampeyan atau kebanyakan kampung mungkin, seperti kata sampeyan sendiri.
Logika ini menjelaskan mengapa sampeyan jadi gundah, yaitu ketika khayalan selebriti yang dibawa tuan besar dan para saudagar itu suatu ketika berkonflik dalam diri Agnes persis seperti judul posting sampeyan ‘setengah telanjang, tapi menyebut nama Tuhan’.
Yang ada dalam benak sampeyan itu juga sadar tak sadar ada dibenak pembaca. Mereka tertarik dengan judul posting sampeyan. Mereka mengklik tulisan sampeyan yang asal-asalan itu tapi memenuhi gambar kahyalan malaikat ciptaan para tuan besar itu. Di situ, sampeyan sudah ditelikung tokoh yang sampeyan kritik, Agnes Monika, karena tulisan sampeyan yang bagus jadi kurang dibaca. Misalnya, tulisan bagus sampeyan tentang Kyai yang menjelaskan kepada sampeyan mengapa azan Sholat asar dikampung sampeyan yang jam 16.30, dan bukan jam 15.00, yaitu supaya Islamnya tidak merepotkan.
Mas Akhmad, menurut saya Kyia sampeyan itu lah contoh mereka yang bukan saudagar agama dan tidak mengabdi pada tuan besar media massa, atau tuan besar lain. Dia mengajari kepada sampeyan, beragama yang tidak nakut-nakutin dengan sekarung laknat. Beragama yang ngerti sungguh ummatnya. Beragama yang merdeka.
Menulis tentang fenomena-fenomena macam ini, mas Akhmad, atau tokoh lain yang lebih mutu, tidak akan membuat Anda ditelikung lagi. Karena sampeyan mencerahkan, mencerdaskan, memerdekakan pembaca-pembaca blog sampeyan. Saya ingin membaca tulisan-tulisan mas Akhmad yang kayak itu. Kalau sampeyan tekuni, sampeyan akan menjadi penulis yang baik. Bukan selebriti yang jadi barang dagangan tuan besar atau saudagar agama. Tetapi penulis yang menjaga ummat dan rakyat seperti Kyai sampeyan itu. Semoga cita-cita sampeyan menjadi penulis yang baik tercapai.
Sampaikan salam dan hormat saya untuk Kyai sampeyan itu ya.
Kang Adhi
Bagus analisanya Kang Adhi. Semoga Mas Akhmad membaca ini.
Kang, bagaimana caranya agar saya juga bisa menjadi malaikat seperti agnes monica, apakah saya harus tampil setengah telanjang?
*mabuurrr…hehe*
kayaknya kamu lebih cocok jadi setannya deh, rif! haha… cerita-cerita dunia model dunk!
Salam kenal, Kang… Pendapat gw nih ye: “Dunia hiperreal hanya bisa diatasi dengan dunia real. dan tanggung jawab kita untuk tidak memilih dunia hiperreal yg saking manztapnya kemasannya jadi lebih dari dunia real yg sebenarnya. agnes tuh tak ada, kecuali kita memilihnya untuk ada, bukan?”
salam, kenal kembali pendapat itu juga manztapzzzz…
“Media massa besar, dimana-mana adalah milik tuan besar modal”…. BBC mah bukan milik tuan besar ya karena milik rakyat… gimana Mas eh Kang Adhi
Kalau begitu ini catatan tambahan dari Pak Asep, Media massa besar milik tuan besar modal, kecuali BBC
ilham:::
seperti baca Kitab Omong Kosong-nya Seno Gumira, hehehehe!
mungkin karena kelupaan nulis daftar pustaka saja…hehe
Maksudnya Kang Ahmad mau menelikung Agnes kok malah ketelikung Agnes yang setengah telanjang itu.
Kang Adhi bagaimana menyikapi MNC yang sudah punya tiga tipi, satu koran dan sebentar lagi portal berita?
mungkin yang asyik kalu bisa telikung-telikungan kali ya. Soal MNC itu, jadi ingat jaman repormasi. Hanya ada satu kata “LAWAN”!, tapi masih kompak gak teman-temin sekarang ya?
Bagi media, semua adalah obyek. Bahkan kalau dipikir-pikir, internet ini pun membuat kita menjadi obyek. 🙂
dan internet lebih celaka. kalau nulis di koran masih dapat honor. Ini lebih kejam, krn kita2 juga yang bayar. Duh kejamnya para tuan besar itu. Saya sekarang masih rada untung, karena dibayari bekas kumpeni. Nah situ, giman? 🙂
@ joesatch:
Oh ya? Kok bisa sama yaq? Hehehehe… Lom sempet baca aja bro. Padahal buku itu terbitan my sister company @ Jogja :P.
@ adhi:
as u know better, “and nothing really new under the sun” 😀
gw setuju banget ama kang Adhi, tapi musti diinget juga kang kalo yang namanya SARA tu pasti dampaknya luas so tanpa orang seperti kang Akhmad kita juga gak tergugah untuk bikin blog kayak kang Adhi
Betul sekali Kalau kang Akhmad gak gundah and bertanya gimana nulis yang baik, aku juga gak tergerak kasih catatan sih. Sayangnya gak banyak blogger kayak Kang Akhmad. Banyak yang malah suka nulis kayak begitu. Dan menikmatinya. Ini narsis juga bukan?
Pengen ah sekali-kali ditelikung Agnes Monika (maksudnya telekung itu dipeluk dari belakang kan?)…… 🙂
Semoga Agnes membaca niatan ini, Kang! hehe
tulisan kang Adhi cukup mencerahkan ….. tp kayaknya sekali-kali telanjang bareng agnes tetap enak apalagi kl bedua aja :-)….drpd pusing liat tingkah polah para pedagang surga & neraka
Eittss, rebutan dong ama Bang Thamrin! Pusing lagi entar.
Mungkin juga tidak terjadi konflik dalam diri si Agnes, Kang.
Bisa jadi disengaja, moment yang diciptakan untuk bersinergi menghasilkan “persekutuan dahsyat” dalam kemasan si Agnes, seperti yang sampeyan tulis.
Hahhh, jangan-jangan kita ini sudah ditelikung ama Agnes … 😀
Maksud saya mungkin lebih tepat begini: konflik dalam benak kita ketika melihat Agnes. Hahaha, semoga tulisan saya ini, gak menenggelamkan tulisan yang lain. Padahal saya sudah punya postingan lain, tuh.
ayo siapa lagi yang mau ditelikung sama agnes?
helep..helep..blogku sdh tertelikung!
Mana foto telanjangnya? Kok nggak ada?
Lah… rupanya aku cuma korban search engine yg ngaco…
Hihihi… (** kabur **)
Kang adhi punten…..soal saudagar agama dan tuan besar….kenapa akang melihat surga keduanya identik? hanya satu tetep dilangit, yang satu dah turun kebumi….kalo ini cuma kiasan its okey..tapi kalo pemikiran akang demikian (hati2 kang) ada kesan negatif ke saudagar agama2 tuh….nabi muhammad hanya mengatakan nanti di hari akhir akan ada uluma2 suu’ (ulama yang buruk)…yuuk berkaca sama saudagar agama (minjem istilahnya Kang Adhi) yang baik saja…..mengenai Agnes….dia memang bertalenta, tus kalo komentar akhmad mutadjib demikian…sebenernya ada yang lebih parah tuh….berzina sambil manggil nama tuhannya….(maaf saru…)
hapunten pisan Kang……pisss ah
betul itu kiasan
lho, kenapa harus berprasangka baik pada sodagr agama ?
daripada berprasangka buruk? hehe
Yang pasti….
hati orang siapa yang tahu.???????????????/
dalam laut masih bisa diduga ya
hidup musikdebu.
http://www.musikdebu.com
Salam kenal. kirain ada gambar telanjangnya beneran, he he
[…] Hidayat, dan Eko (siapa lagi yaa??). Kata sebagian dari para fansnya sich wajahnya mirip Agnes Monica. Kata saya ga mirip siapa siapa atau artis mana mana, wajahnya ya mirip wajah ortunya. Kemudian […]
Assalamu`alaikum wr.wb
salam kenal,
irama musik debu alunannya merdu,penyayinya top abiez…
Buat Mas Akhmad…..
Kenapa seh mesti mikirin Agnes Monica?
Biarin aja dia mau nyebut nama Tuhannya dg bagaimana & dg cara apa suka2 dia donk dan itu urusan Agnes Monika ma Tuhannya yang pasti emang baik banget dan pemaaf, dan itu kan ga ada urusannya ma Mas Akmad.
Kenapa seh mesti ngurusin urusan orang lain! kaya ga ada kerjaaan lainnnya aja!
Komentar Rama
Mungkin lebih baik cari artikel lain lagi….saya kira pendapat teman2 diatas,,,dah cukup.
Agnes manusia biasa
ntar angnes nya dah sadar…..kitanya malah yang rusak…
saya menunggu artikel lain…
Rama
Maksud bung Akhmad mungkin baik, tapi kelihatannya agak sedikit ekstrim soalnya ‘kan sekarang banyak orang yang alergi soal Agama. Karena Agama yang harusnya jadi tuntunan hidup kini malah seperti menjadi tontonan hidup. Hmm…….
Salam kenal http://economatic.wordpress.com/
wawwwwwwwwwwwwww
keran abiz……..
salut w ma lo…….
salam kenal aja yach…..
“jita_ranau@yahoo.co.id
Buat para komentator, udah pada diam… lihat tuh.. Kang Akhmad Murtajib lagi melototi gambarnya Agnes…. he…he…
nes jangan rugu kalo nea punya penolong itu sang guru buat nes.akui Dia dalam segala hal ok
nes sekarang ge buat apa shi yang Qhi@n pinta dari nes coba lah kayanya beberapa bulan lalu ne nes udah nggak bereaksi ne
menurut saya itu pribadi seseorang, dari pada tubuh ditutup semua tapi hatinya busuk. apalagi jaman sekarang kebanyakan behituuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu bro………………………………………..
lagian nasrani belum ada kaitan mafianya di Indonesia