Salah seorang guru saya dulu, punya prinsip yang sulit saya mengerti. Mungkin karena ilmu “agama”nya sudah tinggi. Prinsip hidupnya begini. Dalam hidup kita hanya ada satu kenyataan saja. Yaitu: Hal Baik. Maksudnya bagaimana?
Yah, salah satu warisan pendidikan, dari ortu, budaya, agama dan sejenisnya adalah cara berpikir yang biner, atau bipolar. Berpikir bipolar artinya berpikir dua kutub. Kutub baik vs kutub buruk. Kutub benar vs kutub salah. Kutub cantik vs kutub jelek. Itu semua hanya diperlukan dalam permainan, atau tata sosial masyarakat.
Misalnya main sepakbola: ada permainan cantik. Ada pula permainan buruk. Ada yang bermain baik ada yang buruk. Ada yang salah, karena melanggar peraturan. Ada yang benar karena tidak melanggar peraturan.
Tetapi itu semua produk dari cara berpikir dua kutub tadi. Kita diwarisi berbagai prasangka baik-jahat, benar-salah dari pendidikan dan masyarakat.
Kata guru saya itu tadi: kita tidak harus berpikir dengan dua kutub seperti itu. Cukup satu kutub saja yaitu baik, hanya baik, semuanya baik.
Waktu itu saya tidak juga mengerti. Bagaimana tentang orang yang memperkosa dan membunuh orang lain yang tidak bersalah? Tanya saya. Jawabnya: si pembunuh berpikir dua kutub. Masyarakat yang mengadilinya berpikir dua kutub juga khan? Dunia akan lain seandainya kita bisa melepaskan diri dari cara berpikir dua kutub ini.
Hmm, bagaimana dengan surga dan neraka. Bukankan orang baik masuk surga. Orang jahat masuk neraka? Jawabnya: konsep neraka itu pun bukti kebaikan Tuhan. Begitu sayangnya Tuhan sama manusia, manusia diberi kebebasan. Tidak mau masuk surga ya silakan. Tuhan ndak maksa-maksa surga. Tidak nakut-nakutin. Kalau orang tidak mau masuk surga, dipaksa kayak apapun, di kasih surga kayak apapun, orangnya tetap tidak bahagia khan di surga? Wah.
Guru saya ini suka menyanyi, hobinya main musik. Ketika mau meninggal, ia terkena sakit kanker lidah. Sangat menderita dan so pasti dia tidak bisa melanjutkan hobinya itu. Rupanya keyakinannya sedang dicobai. Apakah dia masih bisa mengatakan bahwa semua hal baik adanya?
Bisa tuh! ia tidak pernah kehilangan kegembiraannya. Kalau ada keluarga atau bekas muridnya datang menjenguk, ia yang lebih dulu bertanya kabarnya, menanyakan apa ada masalah. Dan sebagainya. Banyak orang yang mengunjunginya, pulang dengan kagum tapi malu. Yang sakit malah menghibur. Akhirnya, mantan guru saya itu meninggal Saya kira dengan bahagia.
Lama saya memikirkan prinsip hidupnya itu. Sampai suatu ketika saya mengerti berpikir dua kutub: baik dan buruk itu sekedar warisan prasangka. Kita bisa memilih cara yang lain.
Ceritanya begini: seorang teman kasih tebakan lucu. Katanya: “Perbuatan apa yang dibenci oleh Tuhan dan dibenci setan, sehingga orang yang melakukan masuk surga enggak, masuk neraka juga ditolak?” Ah, mana ada.
“Ada”, jawabnya, “Memperkosa anak setan!”.
Betul juga. Berpikir baik dan buruk, berkat dan laknat, itu absurd. Setuju tidak setuju, terserah saja. Ada yang bisa sharing akibat lain dari cara kita berpikir bipolar?
Kang Adhi
berpikir kayak guru sampeyan itu berguna biar kita g gampang suudzon. selebihnya, ya tetep perlu bipolar juga untuk bedain yang bener ma g
Tebakannya berangkat dari berpikir biner kan ?
Memilih dulu antara yang disukai dan tidak disukai, kemudian mengambil pendekatan pada yang tidak disukai keduanya.
Untuk ukuran setan pun bipolar, di satu sisi berhasil menggoda untuk memperkosa, di sisi lain koq ndilalah anak sendiri jadi korban.
Lho? bukankah semua hal di semesta ini bisa baik tergantung dari sudut mana si pengamat melihat ? 😛
Gimana kira kira jika tiba tiba berpikir bipolar kita selama ini berubah ya ? ya dianggap buruk/salah tiba tiba diangap benar, vice versa .
Inget kartun doraemon jadinya, keinginan seorang Nobita.
🙂
saya memang selalu mencoba melihat dari sisi baiknya..tapi untuk hal2 macem kejahatan tindak kriminal dan sebagainya saya nyerah deh he3
=3
Ngomong polarisasi, jadi inget pengkutupan di kimia, Analogi yang bisa dipakai untuk pembelajaran kimia.
Hmm, kalau kita berpikir bahwa semuanya baik, maka:
(1) memperkosa itu baik –> mengakibatkan banyak kelahiran di luar nikah –> jumlah penduduk meledak –> kita kelaparan
(2) merampok itu baik –> setiap hari banyak curas (pencurian dgn kekerasan) –> masyarakat frustrasi –> terjadi riot
(3) menderita karena sakit itu baik –> kita jadi tidak produktif –> nilai guna kita jadi berkurang di masyarakat
Apakah semua akibat itu baik adanya? Kalau orang-orang di seluruh dunia puas dengan itu sih nggak masalah… tapi kayaknya enggak deh 😛 . Saya kira masalah “baik” atau “buruk” itu bisa dinyatakan (secara sekuler) dari penerimaan dan/atau manfaat yang dirasakan orang lain… Tapi, tentu saja secara religius “baik” dan “buruk” itu ditentukan oleh nilai moral, agama, dan etika.
Kalau mau unipolar sih boleh2 aja, cuma apakah semua orang siap menerima akibatnya? ~_@
Nah lho…
jadi inget pengalaman waktu nulis comment di blognya mas dewo (postingan: yesus tidak wafat?)
waktu itu komentar saya untuk tidak perlu memperdebatkan soal keyakinan karena pasti tidak akan ketemu (masing masing kan punya pegangan berbeda) dibantah oleh sdr sugiarto.
katanya: diantara dua keyakinan, bahwa yesus(nabi isa) itu wafat dan yesus itu tidak wafat punya dua kemungkinan.
pasti salah satu ada yang benar dan salah satunya lagi salah.
saya bingung juga mau jawab, soalnya benar jg apa yg dikatakan sdr sugiarto tsb. ahirnya saya pilih ngejawab: yah, silakan anda yakini saja apa yg anda percaya, aku juga meyakini apa yg aku percaya.. adil bukan? tak perlu saling menyalahkan.
tapi jujur saja pernyataan sdr sugiarto tsb masih terpikir sampai saat ini.
sudah benarkah saya memilih percaya salah satu diantara 2 kemungkinan tersebut tapi dengan tidak usah menyalahkan kemungkinan lain yang bertentangan dengn yg saya pilih. gimana kang adhi?
eh..tolong diliat sendiri comment yg saya tulis di http://dewo.wordpress.com
Yang baik belum tentu benar. Yang benar itu pasti baik.
Yang buruk belum tentu salah. Yang salah itu pasti buruk.
Jadi: Carilah kebenaran dan pegang itu. Buang segala keburukan jika ingin bahagia.
Prakteknya nggak segampang itu ya?
yg putih blm tentu putih
yg hitam blm tentu putih
yg ngelarang merokok blm tentu gak ngerokok.. 😀
Akibat dari berpikir bipolar: ga bisa memaknai hidup.
Apa sakit itu selalu malapetaka?
Apa harta itu selalu rahmat?
Dipikir logis, yang dicap hitam bisa menyebabkan akumulasi pikiran/ emosi negatif, misal ‘Dia punya, aku ga punya, maka aku iri.’
Yang dicap putih bisa jadi sebab arogansi, ‘Aku beruntung karena aku ini orang baik.’ Jadi yang lain kurang beruntung karena pasti tidak baik?
Tidak sesederhana itu, walau mereka bilang, ‘The truth is simple and universal.’
Back your self…
mungkin lebih bijak..?
Kayaknya harus tanya Wadehel nih…
(** Kabur **)
he he he … demit ra dulit – setan ra nyedak … 🙂
“Memperkosa anak setan!”…. guyonan lama, tentu surat An naas masih diingat : 4. Dari kejahatan setan yang biasa bersembunyi, 5. Yang membisikkan ke dada manusia, 6. dari (golongan) jin dan manusia.
Lalu, siapa anak setan yang diperkosa?, dari golongan mana?. Tapi, kenapa ya berpikir baik dan buruk, berkat dan laknat, itu absurd?
siapa bilang memperkosa anak setan bikin si setan marah??
siapa tahu si anak setan malah dielu-elukan, diarak beramai-ramai di kampung setan sana, karena berhasil menjerumuskan si pemerkosa ke tingkat kebejadan yang paling dalam: MEMPERKOSA ANAK SETAN.
Ah, kali ini saya kurang sependapat dengan pendapat ini…
Realita hitam putih, benar salah, atau surga neraka menurut saya adalah suatu kepastian.
Yang absurb adalah cara masing-masing individu memahami hitam putih, benar salah, atau surga neraka menurut versi masing-masing…
yang biasa belum tentu benar.. tetapi kebenaran harus dibiasakan.
ada lagi perbuatan yang konon dibenci Tuhan dan juga di benci iblis, yaitu adzan dalam WC
berpikir dua arah (bipolar) itu maksudnya supaya kita bisa mengetahui apa keburukan dan apa pula kebaikan dari apa yang kita lakukan. kita tinggal memilih. Nah, pesan baik guru diatas mengajak kita untuk selalu berbuat baik, makanya dibawa ke arah satu arah yaitu baik saja. kendalanya pikiran negatif dari sisi positif yang ada pada bagian bipolar tersebut kadang muncul tanpa sebab. dan jahatnya (sialnya) lagi, pikiran negatif lebih mendominasi dari pikiran positif.
kalau dilihat dari segi guyonan ““Perbuatan apa yang dibenci oleh Tuhan dan dibenci setan, sehingga orang yang melakukan masuk surga enggak, masuk neraka juga ditolak?” Ah, mana ada.“Ada”, jawabnya, “Memperkosa anak setan!”.
iya itu emang bener. namanya guyon, tapi kalau dilihat dari sisi etika? yah tetep aja salah, udah memperkosa, sama setan pula !! udah salah, makin salah pula.
dasar aneh . ngibul banget c, nggak nyambung gituu looh
aku sependapat dgn manusia super td, la wong setan kok benci dgn kemunkaran ya ndak logis to…
masalah syurga dan neraka ya itu pekerjaan TUHAN kok repot mikirin yg begituan,
ya bangsa setan ya yg memperkosa ya golonganya jg to mas!
goblog banget sih yang bener dong klo punya cerita itu
waduh…jaman skr memprkosa itu g’baek….
ntar d santet baru tw rasasaaaaaaaa
Hahahahahahahahahahahaahahaha
susususususussusususususususussususususususususus
waw,,
memperkosa anak setan nggak ngajak2…
waw,,
memperkosa anak setan nggak ngajak2…
ahhhhhh…
ohhh…
aduH..beH..eHm…PaRacH…~
dasar aneh anak setan kok di entot……
paarrrrrahhhh……bee…….. iih….
najziiz de eke.
aku dong yang di entot….
aaghhh…..
kenapa entot saudara saya………..!!!!!!!!
dari pda ngentok anak setan mningan
ngentok bunga citra lestari.
duhhh dasyat nyaaaa
Kala0 ngentot jangan sama setan nanti anu nya di gigit ama k0ntilanak…brr…, parah banget.
mengapa tidak:)