Keluhan seorang ibu: “Sebelum sekolah, anak-anak saya menunjukkan keingintahuan alami. Penuh semangat, bertanya banyak hal. Mereka bertanya mengapa kereta tidak mempunyai ban karet? Mengapa awan bergerak. Dan sebagainya. Melewati masa sekolah mereka menjadi apatis dan tidak suka sekolah. Mengapa?”
Keluhan semacam ini sering kita dengar. Anak-anak melihat sekolah sebagai musuh. Dan pekerjaan rumah sebagai derita. Nah kalau Anda mempunyai keluhan yang sama, buku Robert Fried, Passionate Learner, 2001 mungkin bermanfaat untuk dibaca.
Robert mengatakan, “Every child is a passionate learner. Children come into the world with a desire to learn that is natural as the desire to eat and move and be loved, their hunger for knowledge, for skills, for the feeling of mastery as strong as any other appetite. They learn an amazing variety of things in the years before they enter school, including, miraculously how to talk in their native language. …. Something happens to a child when learning is replaced by schooling.”
Betulkan sekolah membunuh semangat belajar? Jangan-jangan benih berpetualang untuk mempelajari alam, dirinya dan lingkungan sudah dibunuh oleh orangtuanya atau orang-orang sekelilingnya. Inilah beberapa praktek yang membunuh gairah belajar anak.
1. Memberi nasehat bukan mendengarkan. Orangtua biasa memberi nasehat, bukan bertanya untuk memancing kecerdasan anak. Kalau pun bertanya, hanya dilakukan ketika anak berbuat salah. Supaya si anak mengakui kesalahannya.
2. Tidak menanggapi cerita. Anak-anak sering dengan bergairah bercerita tentang hal-hal baru baginya. Sepatu, bunga, lampu, semut. Topik-topik yang buat orang tua terlalu biasa. Dan celoteh yang bergairah itu padam ketika orangtua hanya sambil lalu menanggapi. Atau tidak menanggapi.
3. Bercanda sambil mengejek. Mengapa Tukul, dengan acara Empat Matanya menjadi populer? Antara lain, karena
gaya Tukul adalah cerminan selera humor masyarakat: mengejek, mencela, menghina dan membodohi. Anak-anak tidak dibiasakan mencontoh humor cerdas, permainan logika dan terutama pujian. Dan sebagainya. (Ada yang mau nambahi?) Seorang pakar pendidikan pernah bercerita begini. Salah satu anggapan yang salah tentang Anak adalah: “Anak-anak tidak tahu, Orangtua/guru lebih tahu”. Apa akibatnya? Akibatnya, ketika anak bertanya kita cenderung memberi jawaban. Akibatnya Anak lama kelamaan malas untuk menemukan jawaban sendiri. Anak menjadi malas untuk melatih kecerdasannya.
Anggapan yang lebih tepat adalah: “Setiap Anak punya pengetahuan, tugas kita mengeluarkan pengetahuan itu sehingga menjadi nyata”.
Contoh konkret: Anak bertanya: “Mengapa Kereta Api tidak mempunyai Ban?”. Cara menjawab yang kurang tepat adalah menerangkan dengan berbagai jawaban. Misalnya “Karena kereta Api berjalan di atas rel”.
Ada cara menjawab yang lebih bijak. Kepada Anak ditunjukkan sebuah mobil. Lalu orangtua mengajak anak membandingkan dengan Kereta Api. Kepada Anak ditanya “Mobil berjalan dimana?” (di jalan raya). “Kereta Berjalan dimana” (Rel). Lalu ditanya kembali, “Mobil berjalan menggunakan apa?” (ban). “Kereta? “ (roda baja). Dan seterusnya.
Intinya: ketika anak bertanya orangtua mengajak melalui pertanyaan-pertanyaan agar anak menemukan jawabannya sendiri.
Teknik ini terbilang kuno tetapi sangat handal untuk mempertahankan “passionate learner” dan meningkatkan kecerdasan. Adalah Sokrates yang mengajari “metode bidan” ini. Katanya, tugas guru dan orangtua adalah membidani pengetahuan yang sudah ada dalam diri anak agar keluar secara alamiah.
Kang Adhi.
salahnya sapa ya?…..bukan aku lho kang adhi, hik hik hik. lama nih gak keliatan, kmana aja?
Orang tua pantas dan harus mau disalahkan 😀
Mereka seenaknya ngesex, ngisi rahim, membesarkan janin sampai jadi anak manusia, tanpa sedikitpun punya persiapan bagaimana cara mendidiknya. Dikiranya makan sama belajar agama aja cukup apa?
Hwehehe.
Jangan cuma orang tua aja yang disalahin. Kadang guru juga bisa bikin anak males untuk sekolah.
Guru galak lah, ngasih PR berlebihan lah, cara ngajarnya yang aneh lah, dan banyak alasan lain.
Jadi cara mengajar di sekolah pun perlu dibenahi.
Tidak semua guru benar-benar seorang Guru.
akan datang datang suatu masa, dimana orang akan mudah memelihara hewan piaraannya dari pada anaknya sendiri
Anak saya ga malas sekolah kok Kang… Lha wong memang saya belum punya anak 😀
perlu eksplorasi terus nih para guru…
nambahin kang. sekolah bikin males. guru2 cuma merhatiin anak2 yang pinter matematika doank, nggak melayani anak2 yang pinter laen2..hehehehehe. rumus2 mulu, emang klo beli cabe pke rumus pytagoras…wakakaka
dulu anakku malas sekolah, bukan gara-gara gurunya galak-galak/pilih kasih, tapi gara-gara aku sibuk cari duit (bapaknya pergi sama cewek bali). dia cerita ke guru & psykolog sekolah kalo bapaknya mati & ibunya terbang-terbang terus. aku dipanggil berkali-kali ke sekolah.
utk mengejar ketinggalan dia diasuh sama guru special, guru 1 murid 1. tapi kembali ke kelas biasa, kembali diam & tdk mau belajar.
setelah aku putuskan utk tdk kerja lagi, prestasinya menanjak sekali, top in the class.
untung kita hidup di perancis. kalo di indonesia, kagak kerja & suami minggat, bisa mati kering.
resek bukan anakku itu?
Memang berat tanggung jawab kita sebagai orang tua. Jadi tidak gampang untuk punya anak. Salah sedikit .. habis deh.
Memang mudah mudah susah, kadang orang tua sudah letih seharian bekerja sehingga enggan bermain dengan anak.
hehehhee… biar ga bosen skolahnya diisi acara maen2 aja 🙂
kurikulum sekolah kudu di inovasi biar up to date sama perkembangan jaman!
udah gitu si anak juga harus di beri motivasi sama seluruh keluarga!
Sekolah juga bikin anak kecapaian. Waktu untuk bermain jadi berkurang.
(** halah, ini kok malah curhat sih? **)
gara-gara sekolah saya bodoh begini ya?
ah, nemu kambing – hitam – nya!
Anak saya malah rajin ke sekolah…. Sampai saya tanya ngapain sih rajin-rajin, apa nggak pengen sesekali bolos…. 🙂
Kalau malas dan rajin kan tergantung lingkungan yang dialami, dilihat, dan dirasakannya…. ??
belum ada postingan baru mas?
sekolah sekarang juga masih mencari jati diri…….kurikulum nya terlihat masih bingung…..
anak yg jd korban….
gimana juga orang ua yg harus tangap..krn pendidikan yg terbaik itu adanya di keluarga…..
kumaha damang kang adhi?
Salahnya….. ngak dikasih uang saku seh……..
[…] belakang ilmu kimia yang tidak tabu membahas tentang naluri manusia yang paling purba, ada Blog Kang sudut pandang yang sedang bertanya tentang anak kita, ada Blog Mbak adsenser yang berbagi ilmu […]
Lha, namanya juga anak-anak, pasti malas sekolah. Sebab sekolah tidak fun. Tidak fun tapi sangat penting. Jadi gimana, dong?
Ketika kecil ayahanda alm ngajari saya dengan “metode bidan”, sambil diajak jalan-jalan naik sepeda. Hebatnya beliau tidak menyalahkan walau jawaban saya salah, tapi menuntun mencari jawaban yang benar.
Kini, nampaknya metode pendidikan dimulai dengan doktrin sejak anak di bangku SD. Dunia belajar anak dijajah (dipaksa) oleh dunia orang tua yang bernama disdik.
Parahnya, anak SD berangkat sekolah dengan terbongkok lantaran memanggul tas berisi banyak mata pelajaran.
Salah siapa ? Nggak tahu Kang 😦
apakah anak sudah semakin jenuh?
karna kebanyakan materi?
ato salah didikan?
fyuh…
terkadang berteori emang gampang
mraktekinnya malah lebih gampang 😀
bapak saya sangat galak dan keras dalam mendidik saya,syukur pada allah sekarang saya jadi guru sma,walau denikian pendidikan perlu SENI MENDIDIK,BEDAKAN DENGAN SENI MENGAJAR…….
humph…. bener kata Romo, sekolah sudah menjadi penjara
jadi ingat, dulu waktu SD saya suka di tanya apa bedanya pendidikan dengan pengajaran ..? mengapa harus pendidikan pancasila? dan bukan pengajaran pancasila (mata pelajaran PMP).
yuhuuuu…itu dia!
selain itu, ada lagi yang lain yang saya ingat waktu saya kelas 1 sd. dulu, saya pernah menanyakan ke guru saya ttg suatu hal, dan jawaban guru saya waktu itu, “itu pelajaran untuk kelas 2, anindito. kamu bakal tau besok.”
bah! jawaban apa itu?!
Nice blog!
salah siapa? salah leluhur gitu yg suka males2?
Masalahnya ada di rumah dan di sekolah.
Masa kanak-kanak adalah masa bermain. Bermain merupakan suatu kebutuhan faali bagi anak. Maka ketika belajar tidak dikemas dalam bentuk permainan maka anak akan bosan dan pada akhirnya malas karena suasana disekolah menjadi kaku dan garing. Begitu juga saat di rumah orang tua lebih peduli anaknya untuk diikutkan dalam berbagai les yang menyita waktu bermain mereka. Pada akhirnya anak merasa tertekan dan tidak nyaman baik disekolah maupun di rumah.
Anak males sekolah…. wajar.. namanya juga anak, yang paling penting kita harus kasih pengertian dan manfaat dari sekolah dengan lapang dada dan penuh kasih sayang..
Tumbuhkan dan tanamkan dalam diri anak semangat berprestasi dan kreasi… dan jangan dipaksakan dan memaksakan kehendak anak. Biarkan anak berprestasi dan berkembang sebagai mana mestinya….
(padahal saya gak ngerti tentang anak) mungkin besuk saya akan kasih komentar tentang anak… sekarang lagi belajar tentang bagaimana nantinya punya anak… (baru angan2)
Lebih menyedihkan lagi, orang yang tidak mengikuti sistem pendidikan yang jelek tersebut dianggap bodoh.
Kemudian anak tersebut akan menganggap dirinya bodoh.
Jadi sistem sekolah bukan untuk memintarkan seperti yang orang kebanyakan pikir, tapi adalah sistem pembodohan.
Anak males sekolah? Banyak faktor c.. bisa karena ortunya gak perhatian, temen2nya musuhin dia (karena status ekonomi mungkin), atau karena GURU GALAK..!! kejadian tuh.. temen ade saya (kls 4 SD) sampe bolos sekolah gara2 takut ama gurunya. Tu Guru suka ngejewer dan nyubit. Siapa yang gak takut coba??Tu guru perfeksionis abis,,maunya sekali nerangin muridnya langsung pinter semua (manusiawi kok), tapi kan gak semua murid cepet tanggep dan dalam sekejap langsung pinter. Semua butuh proses Buuu…
taratengkyu euyy…
hi, pakabar? numpang baca2 ya hehe…eh seklian numpang nampang dink 😀
kayaknya ini masalah kompleks, semua pihak harus introspeksi diri.. menjadi seorang guru juga tidak segampang ucapan.
menurut saya, mengajar seorang anak harus penuh kasih sayang dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi si anak juga.
gmn nich…..klo mang ortu dach brusaha semaksimal mungkin n anak tep susah tuk blajar, apa smua ini ortu yg di salahin…
all, makasih ya sudah kasih komentar, maaf tidak bisa membalas satu-per satu. selama ini saya memang gak aktif di dunia blogsphere.
tidak ada yang perlu disalahkan dalam hal ini karena orang tua,lingkungan,agama &guru juga berperan penting dalam perkembangan kecerdasan & kreativitas anak.
jadi yang perlu diperhatikan dalam tersebut adalah bagaimana Si Anak mendapatkan pendidikan,pengetahuan,serta perhatian yang sesuai dengan karakter anak masing-masing.
agar terbentuknya kepribadian yang baik dan juga brilian
Anak merupakan anugerah Allah S.W.t dan anak juga merupakan penyeri sesebuah keluarga. anak-anaklah yang akan menjaga kita apabila kita sudah tua kelak. tetapi hal ini tidak semudah yang disangka kerana hidup ini bagaikan roda, adakalanya kita di atas dan adakalanya kita di bawah. begitu juga dengan hubungan kekeluargaan dalam rumah tangga, sekiranya kita mendidik dan menjaga anak-anak kita dengan baik dan penuh kasih sayang, InsyaAllah anak-anak kita pula akan menjaga kita dengan penuh kasih sayang pada masa kita memerlukannya nanti….. percayalah dengan pepatah ini “kemana tumpahnya kuah kalau tidak ke nasi.. begitulah perumpamaan hubungan kekeluargaan… sekian terima kasih.:-)
klo q bolos karena gurux gk enak,truz temen2q jg gk enak buat sharring apalagi tanteq jg gt slalu aja q yg d marahin ya d beri nasehat kek apa malah q d marahin kan jd terbebani
mamaq aja gk sampai kyk gt…..
Kamsahamida ^-^
Biasanya sih, kalau anak males sekolah, males belajar, males ndengerin guru itu selalu saja anak yang disalahkan. Itu ndak adil. Anak itu secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi dan pantang menyerah. Coba lihat, anak berumur 1,5 tahun. Ia belajar merangkak, berdiri, berjalan tanpa memiliki rasa lelah dan patah semangat. Mengapa bisa demikian? Orang tua selalu mendukung, memberi dorongan, tidak pernah nakut-nakutin. Terus, bagus, ndak apa-apa. Tapi kalau anaksudah masuk sekolah, lain jadinya. Orang tua memaksa sesuai kehendak orangtua. Guru mengajar sesuai gayanya. Ndak pernah tuh lihat apa yang dimaui anak. Ya, pasti anak ndak suka. Sekarang kan banyak ank-anak yang males sekolah, sebab sekolah itu bak penjara. Penjara yang lebih kejam dibanding penjara para pencuri. Penjara sekolah masih maksa anak-anak kecil untuk beli buku. Tapi di penjara sungguhan,ndak ada paksaan untuk beli buku….he he he. Ngelantur ini. Tapi ini sungguhan. Sekolah kita itu perlu revolusi. Guru-gurunya harus lebih keras belajar. Lha, sudah merasa guru, akhirnya berhenti belajar. Coba aja lihat dan tanya pada guru-guru itu, berapa buku pendidikan yang telh dibaca sampai setua ini. Ah …. baca?Paling buku resep masakan atau primbon untuk tahu kapan gajinya naik. he he ngelantur lagi.
dari smua yg gw liat selama ini. bahwa malas apa ga nya seorang anak itu skul tergantung lingkungan skul nya…kl dia ngedapatin link skulnya bqn dia bete dia pst akan malas skul iyakan? tp kl skul nya bqn dia senang dia pasti akan rajin ke skul.nah utk itu gw ngeliat sistem pendidikan di indo itu masih krg bgs. mreka tu trlu memaksa dlm bljr tanpa memandang apa qt itu sanggup nerimanya or tdk!coba de qt itu bqn sebuah revlusi sekolah, dimana qt itu ngga akan bete ada dlm klas sampe berjam2…kayaknya sistem pendidikan di indo dalam hal pengajaran hrs perlu di rombak spy jngn ada generasi2 pemalas!!! qt skrg hidup di abad 21…dan gw ngeliat bnyk guru2 or ortu qt yg mengajar qt dng metode 60an 70an atow bahkan dr thn20an!! ya qt/sp aja yg pingin skul or pendidikan di indo itu maju..bqn dong SUATU PERUBAHAN…tp perubahan yg positif pst nya!!!coba deh…ada suatu gerakan revolusi skul dr anak2 sklhan, yg bisa menuntut perubahan penerapan pengajaran dari pemerintah!!! siapa tau aja dengan adanya perubahan itu anak2 akan lbh rajin ke skul!! iya ga?? n lagi skul itu ga menjamin masadepan seseorang…right?tp hny sbgi jembatan utk masa depan!!emang sih qt itu prl jembatan…tp jembatannya hrs bgs dg!! jngn bnyk lubangnya…..hehe…
(-_-)***********
wehhh numpang comment anak malez sekolah
ekojuli.wordpress.com/2009/02/20/mengatasi-anak-malas-sekolah
malez ah pak sekolah!!! ini saya lagi di warnet lagi boloz.
Bisa saja orangtua kurang pengertian atau mungkin sang anak,….hanya saja komunikasi sangatlah penting interaksi antara orang tua dan anak sangat menunjang akan potensi anak tersendiri.
1. timbulkan rasa kesadaran terhadap sang anak
2.sabar merupakan hal penting bagi orang tua untuk mendidik anak.
Ya malas sekolah, karena anak sekarang tidak tahu mau sekolah dimana? Anak-anak lamban menentukan pilihan sekolah. Sebaiknya sebelum sekolah, pikirkan sekolah apa yang cocok dengan hobi dan obsesi anda. Tanyalah diri sendiri, sekolah apa yang cocok dihati, sebelum bermasalah disekolah.
Malas sekolah… yang jelas bukan salah anak.. tapi salah orang tua yang suka memaksakan kehendak dan takut malu dicela kalau anaknya tidak sekolah