Ayahku seorang veteran kemerdekaan. Meninggal dunia 11 tahun lampau karena penyakit jantung yang dideritanya cukup lama. Dia seorang militer, kakak-kakak dan adiknya juga militer. Dua di antara saudaranya gugur. Satu kakaknya gugur pada masa revolusi kemerdekaan. Satu lagi, adiknya gugur ketika merebut irian barat. Pesawat yang dipilotinya jatuh di laut arafuru.
Ayahku beruntung masih selamat meskipun sempat terkena serpihan granat di pinggangnya. Cacat itu yang membuatnya harus pensiun sangat dini. Ia seorang militer. Tepatnya seorang serdadu biasa, yang meninggalkan uang pensiun yang tidak pernah cukup untuk hidup bahkan bagi jandanya seorang, ibuku.
Ayahku seorang serdadu biasa, yang memilih dikubur di makam biasa, kendati bintang jasa mungkin memberi peluang untuk di makamkan di taman makam pahlawan. Ia terlalu lurus dan keras dalam prinsip. Dan karenanya lebih memilih hidup miskin dari pada ikut korupsi.
Hari kemerdekaan ini, 17 Agustus, 62 tahun setelah masa perjuangan. Apa yang dipikirkannya di dunia sana, alam nan baka? Entalah. Mungkin beliau mensyukuri karena menyumbahkan darah untuk kemerdekaan.
Mungkin ia kecewa melihat jerih payah para pejuang tidak juga menghantar bangsa ini ke pintu emas kemerdekaan sejati.
Ayahku seorang serdadu biasa. Ia seorang pejuang biasa, bagian kecil dari anak negeri yang menaruh nyawanya di bawah kepentingan bangsanya Tetapi suka membaca buku filsafat. Ia tidak pernah bicara dengan getir menghadapi kusamnya wajah negerinya. Tetap berapi-api dalam idealismenya. Baginya perjuangan kemerdekaan memang belum selesai, dan mungkin tidak pernah selesai. Karena itu tetap harus dilakukan.
Merenungkan kemerdekaan, mengenang Ayahanda. Membawaku pada pesan ini: perjuangan harus diteruskan.
Merdeka
Kang Adhi
Semoga semua perjuangan ayah Kang Adhi mendapat pahala dari Tuhan…
Saya juga teringat kakek saya yang juga seorang veteran…beliau meninggal di tahun 1997 karena sakit.
Ya marilah kita melanjutkan perjuangan ini…
Maju…maju…majulah bangsaku…
Hiduplah dalam sudut pandang TUHAN…
maka semuanya akan jadi indah…
Tuhan lebih berhak memberi gelar tertinggi bagi pembela negara…
terlebih pada yang berhati LURUS.
Terimakasih pada seluruh keluarga besar Pahlawan Bangsa.
Bayu Murti
Thanks, Kang Adhi. Gara-gara tulisan ini, saya teringat bapak saya di kampung. Masih menetes keringat disela-sela keriput kulitnya menderes getah karet. Masih punya dua nama, dia. Gara-gara peristiwa lampau yang membuatnya setengah terpaksa untuk bersamar identitas. meski begitu, tetap saja, bapakku petani. 😀
adduh… lupa teriak 🙂
M E R D E K A A A A A A… !!!
(dan semoga hasil berkebun tahun ini membaik)
😀
MERDEKA!!!
Mari kita teruskan perjuangan ayah Kang Adhi dan teman2nya.. !!
Bapakku keturunan China (ibu Jawa), ikut berjuang untuk Indonesia:
ditempatkan sebagai spion (seperti James Bond gitulah) di sebuah kota kecil utk. mengawasi gerakan tentara Jepang dan melaporkannya ke pejuang yang bergerilya di daerah situ. Akhirnya kota itu bisa direbut.
Terima kasihnya?
– pensiun veteran didapat setelah berjuang bertahun-tahun (dan langsung diberikan beliau ke teman yang lebih membutuhkan)
– 2 (dua) saudaranya (1 kakak dan 1 adik) dibunuh pejuang dengan bambu runcing
– beliau tetap merasa sebagai orang Indonesia (Jawa) dan hidup sebagai orang Jawa. Akibatnya: ditolak oleh orang-orang keturunan China di kotanya, dan sebagai penguasaha yang berhasil dipandang sebagai sumber keuangan oleh oknum-oknum tertentu.
Tak terhitung kami mendengar cercaan: Cina lu!! Atau Cino!!!
tetap kami putera-puterinya merasa sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Beliau meninggalkan kami 18 tahun yang lalu.
Kami?
Sebagian tidak bisa mengidentifikasikan lagi dengan “kejawaan” kami (ditolak), sebagian prihatin atas situasi Indonesia saat ini, sebagian menghilangkan identifikaisnya sebagai (sebagian) keturunan China.
Merdeka!!!!!
Tetapi ini bukan Indonesia yang diharapkan ayahku.
keren bngt tw g.. gw g nyangka bngt, pokokx keren_ MERDEKA….!!!
[…] Hari Kemerdekaan, Mengenang Ayahanda Ayahku seorang veteran kemerdekaan. Meninggal dunia 11 tahun lampau karena penyakit jantung yang dideritanya cukup lama. Dia seorang militer, kakak-kakak dan adiknya juga militer. Dua di antara saudaranya gugur. Satu kakaknya gugur pada masa revolusi kemerdekaan. Satu lagi, adiknya gugur ketika merebut irian barat. Pesawat yang dipilotinya jatuh di laut arafuru. Ayahku beruntung masih selamat meskipun […] Posted by bebas Uncategorized Subscribe to RSS feed […]